Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kiamat
tidak akan terjadi sehingga sungai Euphrat surut menyibakkan gunung
emas, di atasnya orang-orang berperang, sehingga dari setiap seratus
orang akan terbunuh sembilan puluh sembilan. Setiap orang dari mereka
mengatakan, “Mudah-mudahan, akulah orang yang selamat itu.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Hampir tiba masanya, sungai
Euphrat surut menyingkapkan pembendaharaan emas. Siapa yang
menghadirinya, janganlah mengambilnya sedikitpun.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Ubay bin Ka’ab: “Hampir tiba masanya, sungai Euphrat surut
menyingkapkan gunung emas. Jika orang-orang mendengar hal itu, mereka
berjalan ke sana. Maka orang-orang yang ada di sana mengatakan, “Jika
kita membiarkan orang-orang mengambilinya, mereka pasti akan mengambil
seluruhnya,” Beliau bersabda, “Maka, mereka bertempur di atasnya,
sehingga setiap seratus orang terbunuh sembilan puluh sembilan.” [HR. Muslim]
Ibnu Hajar dalam menyarahkan hadist ini mengatakan bahwa surutnya air sungai Euphrat akan terjadi menjelang kemunculan Al-Mahdi
Rasulullah saw bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga
sungai Euphrat surut menyingkapkan gunung emas, di atasnya orang-orang
berperang, sehingga setiap seratus orang akan terbunuh sembilan puluh
sembilan. Setiap orang dari mereka mengatakan: “Mudah-mudahan, akulah
orang yang selamat itu.”[HR. Ahmad]
Syaikh Yusuf al Wabil mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘gunung
emas’ di sini bukanlah minyak bumi sebagai mana pendapat Abu ‘Ubaiyyah
dalam ta’liqnya terhadap kitab An-Nihayah Fil Fitan (1:208) karya Ibnu
Katsir, dengan beberapa alasan sebagai berikut:
a. Bahwa dalam nash hadist itu disebutkan lafal “jabal min dzahab”
(gunung emas), sedang minyak bumi bukan emas secara hakiki, karena emas
merupakan tambang yang sudah dikenal.
b. Bahwa Nabi saw memberitahukan bahwansanya air sungai itu akan
menyingkap gunung emas yang dilihat orang, sedangkan minyak bumi itu
digali dari dalam bumi dari kedalaman yang amat dalam dengan menggunakan
alat-alat.
c. Bahwa Nabi saw mengkhususkan sungai Furat (Euphrat) dengan
keistimewaan ini, tanpa menyertakan laut dan sungai lain, sedang minyak
bumi digali dari laut dan dari darat di berbagai tempat sebagaimana yang
kita lihat.
d. Nabi saw memberitahukan bahwa orang-orang akan berperang di sisi
pembendaharaan ini, dan tidak diberitakan bahwa mereka berperang ketika
digalinya minyak bumi dari Furat (Euphrat) atau lainnya. Bahkan Nabi saw
melarang orang yang mendatanginya, sebagaimana disebutkan dalam riwayat
laindari Ubay bin Ka’ab r.a, ia berkata, “Manusia senantiasa berselisih
dan bersitegang urat leher dalam mencari kekayaan duniawi …,
sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan
datang hari kiamat sehingga sungai Euphrat menyingkap gunung emas, maka
barangsiapa yang datang kepadanya, janganlah ia mengambil susuatu
darinya. [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrathus-Sa'ah, Bab Laa
Taquumu As-Sa'atu Hatta Yahsira Al-Furat 'an Jabal min Dzahab 18:19]
Orang yang menafsirkan “gunung emas” ini dengan minyak bumi,
maka sebagai konsekuensinya ia harus menetapkan dilarangnya mengambil
minyak bumi ini (karena di dalam hadits tersebut
Rasulullah saw melarang
seseorang mengambil sesuatu darinya – Penj.), padahal tidak ada
seorangpun yang berani mengatakan demikian.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa
dilarangnya mengambil emas ini disebabkan hal ini dapat menimbulkan
fitnah dan peperangan. [Fathul-Baari 13:81]. Selengkapnya lihat:
Tanda-tanda kiamat, Syaikh Yusuf Al Wabil hal 159-160]
Pujian Allah terhadap sungai Euphrat
Dalam riwayat dari Malik bin Sha’sha’ah (dalam hadits tentang mi’raj
ke Sidratul Muntaha) disebutkan bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “…Kemudian
saya diangkat ke Sidratul Muntaha, dibawahnya ada empat buah sungai,
dua sungai yang tersembunyi dan dua sungai lainnya jelas terlihat. Aku
menanyakan hal itu kepada Jibril, maka Jibril menjawab, “Dua sungai yang
tersembunyi adalah sungai di dalam surga, sedangkan dua sungai yang
jelas terlihat adalah sungai Nil dan Euphrat.” [HR. Bukhari: Bad-ul Khalqi bab Dzikrul Malaikah no. 2968 dan Muslim: Kitabul iman bab al-isra' no. 238]
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sungai Saihan, Jihan, Euphrat dan Nil adalah sungai yang mengalir dari (mata air di) surga.” [HR. Muslim: Bab ma fid dunya min anharil jannah no. 5073, Ahmad no. 7547]
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Ada empat sungai yang dialirkan dari surga, yaitu sungai Euphrat, Nil, Saihan dan Jaihan.” [HR.
Ahmad no. 7229, Abu Ya'la no. 5788 dan Al Khatib. Dinyatakan hasan oleh
Al-Albani dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 112]
Syaih Nashirudin Al-Albani berkata, “Barangkali apa yang dimaksud
Nabi bahwa sungai-sungai tersebut berasal dari surga adalah sama seperti
manusia yang juga berasal dari surga. Hadist ini tidak bertentangan
dengan fakta bahwa kedua sungai ini berasal dari mata air yang sangat
dikenal di bumi ini. Jika bukan ini atau hal yang serupa yang dimaksud
oleh hadits tersebut, maka hal tersebut merupakan sesuatu yang ghaib
yang harus kita percayai dan kita terima, karena Nabi sendirilah yang
menceritakan kepada kita.” [Silsilah Al-Ahadits Ash-Shaihah 1/178]
[islampos.com]
Saturday, 29 November 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment