PENDAHULUAN
Komputer, relative merupakan peralatan baru, karena ia baru dikenal sejak sekitar tiga puluh lima tahun yang lalu. Pertama kali ia diterapkan dalam pengerjaan tugas bidang bisnis, terutama dalam peralatan akuntansi, namun akhir-akhir ini, ia dikenal sebagai alat penghasil informasi manajemen. Istilah Management Information System (MIS) (Sistem Informasi Manajemen) diciptakan untuk menjelaskan area aplikasi baru komputer ini. Pada mulanya, istilah tersebut menjelaskan semua sistem yang menghasilkan informasi bagi para manajer. Sekarang, MIS tidak lain adalah salah satu dari empat sistem yang berorientasi pada informasi. Sedangkan ketiga sistem yang berorientasi pada informasi lainnya adalah Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support System (DSS), Otomasi Perkantoran atau Office Automation (OA), dan Sistem Pakar atau Expert System. Keempatnya, ditambah dengan data processing system merupakan sistem informasi berbasis computer atau Computer Based Information System (CBIS).
Komputer bahkan yang kecil dan yang paling murah, mempunyai kemampuan untuk menghasilkan informasi yang padat, tepat waktu dan akurat. Sistem yang menghasilkan informasi ini dirancang oleh para professional bidang komputer yang bekerja secara dekat dengan orang-orang yang akan menggunakan informasi, yaitu para pemakai. Kontrol yang dilakukan oleh perusahaan terhadap CBIS-nya sendiri disebut manajemen informasi atau Information Management. Istilah ini menyatakan bahwa informasi adalah sumber dan oleh karenanya ia dapat dikelola.
Informasi sebagai salah satu sumber dasar yang ada bagi manajer, yaitu sumber yang hanya mempunyai nilai sebagaimana halnya makhluk, materi atau moneter. Informasi secara khusus mempunyai nilai karena ia akan memberikan sumber yang nyata lainnya. Pemberian ini akan menjadi lebih berperan bila perusahaan bertambah besar. Manajer pada stand kecil di lobi hotel dapat mengelola dengan cara mengamati unsur yang terlihat, yaitu penjual, petugas cash register, ruangan, dan pelanggan. Bila skalanya naik ke suatu perusahaan yang mempunyai ratusan atau ribuan karyawan, dengan operasi yang tersebar luas, maka manajer akan kurang dapat mengamati operasi fisik yang ada dan ia akan mengandalkan pada informasi yang memberikan gambaran operasinya. Ia menggunakan berbagai tampilan laporan dan informasi untuk mengetahui keberadaan perusahaan.
PEMBAHASAN
PENTINGNYA MANAJEMEN INFORMASI DALAM PERUSAHAAN
Minat terhadap manajemen informasi telah meningkat sejak tahun-tahun terakhir
ini, yaitu tidak hanya dalam dunia bisnis, namun juga di semua bidang dimana
sumber dikelola. Dua alasan utama mengenai hal ini adalah: karena meningkatnya
kekompleksan tugas manajemen dan keinginan untuk menggunakan peralatan
pemecahan masalah yang lebih baik.
Meningkatnya kekompleksan tugas manajemen
Manajemen selalu merupakan tugas yang sulit, bahkan sekarang ini ia lebih sulit
dibandingkan sebelumnya. Semua perusahaan yang termasuk dalam ekonomi
internasional, teknologi bisnisnya akan menjadi lebih kompleks, kerangka watu
untuk menetapkan keputusan juga makin rumit, dan terdapat pula tekanan baik
dari pesaing dan masyarakat.
Keberadaan alat untuk memecahkan persoalan
Sementara tugas manajer menjadi lebih kompleks, ada usaha untuk meningkatkan
efektifitas dalam pemecahan masalah. Kesemuanya ini terpusat pada teknik
kwantitatif dan peralatan elektronik, seperti computer. Selama tahun 1950-an,
metematika tingkat lanjut digunakan untuk memecahkan masalah bisnis, biasanya
dalam bidang manufaktur. Usaha awal ini disebut Operation Research (OR). Selama
tahun 1960-an, istilah management science dikenal sebagai metode kwantitatif
yang diterapkan dalam skala luas, misalnya dalam bidang keuangan dan marketing.
Bertambahnya popularitas komputer pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an
menyebabkan adanya usaha untuk memanfaatkan peralatan elektronik ini untuk
penghitungan matematika. Sekarang, manajer dapat mengakses komputer sentral
dari terminal seperti mesin ketik. Di beberapa perusahaan, para manajer
mempunyai mikrokomputer sendiri atau micros. Biasanya, micros ini di sambungkan
ke komputer sentral untuk membentuk jaringan pemecahan masalah yang
terpadu.
Peranan Manajer dalam
Pengelolaan Manajemen Informasi
Manajer
adalah seorang yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian pada suatu
perusahaan atau organisasi. Manajer memimpin beberapa unit bidang fungsi
pekerjaan yang mengepalai beberapa. Pada perusahaan yang berskala kecil mungkin
cukup diperlukan satu orang manajer umum, sedangkan pada perusahaan atau
organisasi yang berkaliber besar biasanya memiliki beberapa orang manajer umum
yang bertanggung-jawab pada area tugas yang berbeda-beda.
Pada
organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer
puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya
digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di
bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai
dari bawah ke atas:
- Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
- Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
- Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun
demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang
lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim
karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya
sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
KETERAMPILAN-KETERAMPILAN MANAJEMEN
Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk menerjemahkan pengetahuan ke dalam
praktis sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Keterampilan yang paling
penting adalah keterampilan yang memungkinkan manajer bisa membantu orang lain
sehingga menjadi lebih produktif di tempat kerja.
Robert L.Katz menggolongkan keterampilan dasar manajer menjadi tiga
golongan, yaitu :
1.
Keterampilan Teknis (Technical Skill)
Kemampuan untuk menggunakan keahlian dalam melakukan tugas tertentu.
Keterampilan ini sangat dibutuhkan bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.
2.
Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)
Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
3.
Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)
Kemampuan untuk melihat situasi secara luas (Comprehensive) serta mampu memecahkan persoalan yang akan
memberikan manfaat bagi mereka yang perlu diperhatikan.
Walaupun
ketiga keterampilan tersebut penting namun tingkat kepentingan masing-masing
cenderung berbeda-beda sesuai dengan tingkat tanggung jawab manajerial dan
tergantung pada tipe organisasi, tingkat manajerial dan fungsi yang sedang
dilaksanakan.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua
keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1.
Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang
manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin
mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai
manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia
bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil
dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset
berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara
terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling
utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager).
Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang
manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat
diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap
alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik.
Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih
serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
Manajemen
dan system perusahaan
Orientasi
sistem atau system orientation sering diasosiasikan dengan manajemen modern.
Dalam melakukan orientasi semacam itu, manajer harus melihat perusahaannya
sebagai sebuah keterpaduan unit fungsional yang bekerja untuk mencapai tujuan
bersama. Unit dipadukan oleh masuknya sumber, seperti materi dan informasi, dan
keberadaan tiap unit tergantung pada unit yang lain.
Untuk
melengkapi orientasi sistem ini, manajer harus mengetahui kepentingan
lingkungan perusahaan. Perusahaan tidak hanya melihat pada lingkungan yang
memberikan sumber kehidupannya, namun ia juga harus memberikan konstribusi ke
lingkungan tersebut.
Dengan
menganggap operasi bisnis sebagai sistem yang terpadu dengan seting lingkungan
yang lebih luas, berarti ini merupakan cara pemikiran yang abstrak. Namun, hal
ini akan berguna bagi manajer. Ia akan mencegah manajer tersesat dalam detail
pekerjaannya dan ia menekankan adanya kepastian bahwa semua bagian organisasi
telah bekerja secara bersama-sama.
DATA DAN
INFORMASI
Data adalah
sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya
suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai
bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Informasi
merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun
suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa
digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data
bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat
bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun
pemrosesan data.
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi.
Jika jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi.
Jika jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan. Informasi merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang belum diketahui
KOMPUTER
SEBAGAI ELEMEN DALAM SISTEM INFORMASI
Unit yang paling penting adalah CPU (Central Processing Unit) yang mengendalikan semua unit sistem komputer yang lain, dan mengubah input menjadi output.
CPU mencakup satu unit penyimpanan yang disebut PRIMARY STORAGE, yang berisi data yang sedang diolah, yaitu suatu daftar instruksi yang mengolah data.
Istilah Software digunakan untuk menggambarkan satu atau beberapa program aplikasi.
Control Unit, membuat unit bekerja sama untuk membentuk suatu sistem.
Aritmatic Logical Unit, tempat berlangsungnya operasi perhitungan dan logika.
Nama Processor, digunakan untuk menggambarkan isi Control Unit dan ALU yang mengolah isi “Penyimpanan Primer”.
Karena Penyimpanan Primer terbatas kapasitasnya, diperlukan suatu area penyimpanan tambahan, yang disebut dengan “Penyimpanan Sekunder”, yang menyediakan tempat untuk menyimpan program dan data saat tidak diperlukan.
Unit yang paling penting adalah CPU (Central Processing Unit) yang mengendalikan semua unit sistem komputer yang lain, dan mengubah input menjadi output.
CPU mencakup satu unit penyimpanan yang disebut PRIMARY STORAGE, yang berisi data yang sedang diolah, yaitu suatu daftar instruksi yang mengolah data.
Istilah Software digunakan untuk menggambarkan satu atau beberapa program aplikasi.
Control Unit, membuat unit bekerja sama untuk membentuk suatu sistem.
Aritmatic Logical Unit, tempat berlangsungnya operasi perhitungan dan logika.
Nama Processor, digunakan untuk menggambarkan isi Control Unit dan ALU yang mengolah isi “Penyimpanan Primer”.
Karena Penyimpanan Primer terbatas kapasitasnya, diperlukan suatu area penyimpanan tambahan, yang disebut dengan “Penyimpanan Sekunder”, yang menyediakan tempat untuk menyimpan program dan data saat tidak diperlukan.
Program yang disimpan Software Library.
Data yang disimpan Database.
Hasil pengolahan tersebut dicatat oleh Unit Output.
EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
Usaha awal untuk menerapkan komputer dalam area bisnis difokuskan pada data.
Kemudian, terdapat lagi penekanan pada informasi dan pembuatan keputusan.
Sekarang, komunikasi dan konsultasi mendapatkan perhatian yang besar.
Fokus data (SIA/EDP)
Selama era prakomputer, perusahaan umumnya mengabaikan keperluan informasi bagi
manajer. Hal ini berlanjut sampai munculnya komputer yang pertama, karena
komputer pada saat itu hanya terbatas penggunaannya pada aplikasi akuntansi.
Selama periode ini, yang berakhir sampai pertengahan tahun 60-an, aplikasi
komputer disebut electronic data processing (pemrosesan data elektronik) atau
EDP. Istilah ini tidak sesuai untuk digunakan lagi, karena bila digunakan ia
mempunyai konotasi yang negatif. Ini berarti terbatasnya penggunaan komputer
yang hanya untuk memproses data akuntansi, bukannya untuk menghasilkan
informasi manajemen.
Istilah yang kita gunakan untuk menjelaskan aplikasi komputer utama ini, yang
hal ini masih dilakukan, adalah data processing (pemrosesan data) atau DP. DP
menghasilkan beberapa informasi, walaupun hal tersebut bukanlah misi utamanya.
Fokus Informasi (SIM)
Beberapa orang yang mempunyai pandangan luas menganggap bahwa komputer dapat
melakukan hal yang lebih daripada sekedar memproses data. Diantara mereka ini
adalah H.P Luhn dan Stephen E. Furth dari IBM, yang mengembangkan penggunaan
komputer yang dikenal dengan information retrieval (pemanggilan informasi).
Pengembangan ini terjadi selama akhir tahun 50-an dan awal tahun 60-an.
Pemanggilan informasi tidak melakukan kalkulasi ataupun akumulasi. Ia
dimaksudkan hanya untuk penyimpanan data khusus, seperti judul dan abstraksi
dari publikasi cetak atau dari isi catatan pengadilan. Pemanggilan informasi
adalah langkah pertama menuju penggunaan komputer sebagai sistem informasi.
Pada tahun 1964, generasi baru dari peralatan komputerisasi diperkenalkan, yang
sangat berpengaruh terhadap cara penerapan komputer. Komputer baru tersebut
adalah yang pertama kali menggunakan sirkuit chip silikon, dan ia menawarkan
kemungkinan terhadap daya yang lebih besar untuk tiap dollar yang dikeluarkan.
Sebuah perusahaan dapat mulai menggunakan komputer yang lebih cepat dan
memiliki unit penyimpanan berkapasitas besar ini. Dengan peralatan komunikasi
ini maka biaya secara relatif dapat dikurangi. Konsep penggunaan komputer
sebagai Management Information System (MIS) ini dikembangkan oleh pabrik
komputer untuk melengkapi peralatan tambahan. Konsep MIS menandakan bahwa
aplikasi komputer harus dilakukan untuk mencapai tujuan utama, yaitu
menghasilkan informasi manajemen. Konsep tersebut secara cepat digunakan oleh
berbagai perusahaan yang besar, karena perusahaan tersebut menyadari akan
pentingnya mendapatkan informasi manajemen.
Jalan yang ditempuh oleh perusahaan perintis ini tidaklah mudah. Hasil yang
nyata seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa sebab kenapa
usaha penggunaan MIS yang pertama ini gagal, yaitu kurangnya pemahaman umum
mengenai komputer oleh para pemakai, pengabaian peranan manajemen oleh
spesialis informasi, peralatan komputerisasi yang mahal dan terbatas oleh
standart, dan sebagainya. Namun, kesalahan utama yang ada dalam penggunaan awal
dari sistem ini adalah bahwa mereka terlalu ambisius. Perusahaan yakin bahwa ia
akan dapat membangun sistem informasi raksasa untuk mendukung kerja para
manajer. Rancangan sistem dibuat besar dan dengan cepat, sehingga akhirnya tak
dapat dikelola dengan baik. Beberapa perusahaan tetap bertahan untuk
menggunakannya, menginvestasikan lebih banyak lagi sumber, dan akhirnya
mengembangkan sistem yang dapt bekerja , walaupun sistem tersebut tidak sesuai
dengan yang direncanakan pada awalnya. Sedangkan perusahaan yang lain
memutuskan untuk membatalkan ide tentang MIS dan kembali menggunakan EDP.
Fokus pada pendukung keputusan
Sementara banyak yang mengamati perjuangan perusahaan untuk menggunakan MIS
raksasa dengan baik, beberapa ilmuwan informasi pada Massachusets Institute of
Technology (MIT) melakukan formulasi pendekatan yang berbeda. Ilmuwan ini
adalah S. Scott Morton, G. Anthony Gorry, dan Peter G.W. Keen, dengan konsep
yang dinamakan decision support system (sistem penunjang keputusan) atau DSS.
DSS adalah informasi yang menghasilkan sistem yang ditujukan untuk masalah
tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan untuk menghasilkan keputusan
yang harus dibuat.
Masalah yang dapat dipecahkan dengan baik oleh DSS adalah masalah yang bersifat
semistruktur. Structured problem (masalah terstruktur) dalah masalh yang
elemennya diketahui dan hubungannya dapat ditentukan. Unstructured problem
(masalah tak terstruktur) adalah kebalikannya, yaitu tak ada elemen ataupun
hubungnnya yang dapat diketahui. Semistructured problem (masalah semi
terstruktur) adalah bahwa beberapa elemen dan hubungannya dapat diketahui dan
dimengerti, dan bebrapa diantaranya tidak dapat diketahui. Daripada
menginstal satu MIS raksasa, lebih baik menggunakan pendukung DSS yang di
fokuskan pada masalah yang terpisah dan merancang satu atau lebih DSS untuk
masing-masing.
Pandangan penggantian MIS dengan DSS. Beberapa orang berfikir untuk mengganti
MIS dengan DSS, dan mereka menganggap bahwa konsep MIS adalah kuno. Salah satu
kritik yang sering kita dengar adalah bahwa MIS memuati manajer dengan terlalu
banyak informasi yang tak dibutuhkannya. Hal ini biasanya terjadi pada tahap
awal, namun hal ini tidak akan terjadi selanjutnya bila konsep MIS tidak rusak.
Kegagalan tersebut dikarenakan konsep tersebut dilakukan atau diterapkan dengan
tidak benar.
Pandangan bahwa DSS dan MIS berada dalam Hirarki. Beberapa orang mengganggap
bahwa DSS, MIS, dan DP berada dalam satu hirarki, dimana DSS paling atas dan DP
yang paling bawah. DSS memberikan dukungan pemecahan masalah yang paling
banyak, dengan melibatkan manajer secara aktif dan dengan cara membuat software
analisis khusus sebagai pendukung database. Sebaliknya, MIS berperan lebih
pasif yang hanya memberikan informasi yang kemudian informasi tersebut harus
diterjemahkan dan dijalankan oleh manajer.
Pandangan bahwa MIS adalah sumber yang bersifat organisasional. Pandangan yang
ketiga ini menganggap bahwa MIS ditujukan untuk informasi penyelesaian masalah
pada kelompok manajer dengan cara umum, sedangkan DSS ditujukan untuk
memberikan dukungn ke manajer tertentu dengan cara yang khusus.
Fokus pada komunikasi
Selama waktu pengembangan DSS, kepentingan dan minat difokuskan pada aplikasi
komputer lain, yaitu office automation (otomatisasi kantor) atau OA. OA
dimaksudkan untuk mempermudah komunikasi dan meningkatkan produktifitas
diantara manajer dan pekerja kantor dengan penggunaan peralatan elektronik dan
elektromekanik. OA dimulai pada tahun 1964, ketika IBM mengeluarkan produk
Magnetic Tape/ Selectric Typewriter (MT/ST), yaitu mesin ketik yang dapat
mengetik kata yang telah terekam pada tape magnetik.
Operasi pengetikan otomatis segera ditansfer ke kelas sistem yang kecil, yang
dirancang secara khusus untuk word processing. Sistem kecil ini disebut word
prosesor. Selama periode waktu ini, pemakai sistem komputer yang besar
menyadari bahwa word prosesing dapat dilakukan dari terminal keyboard yang
disambungkan ke komputer. Software word prosesing tertentu memungkinkan
komputer sentral untuk melakukan fungsi yang sama seperti komputer word
prosesor stand-alone. Langkah berikutnya adalah melakukan word prosesing pada
mikrokomputer, dan akhir-akhir ini cara ini banyak diminati.
Selain digunakan untuk word prosesing, office automation juga dikembangkan agar
mencakup aplikasi lain, seperti telekonferensi, pengiriman suara, pengiriman
elektronik, pengkalenderan elektronik, transmisi faksimile, dan desktop
publishing.
Fokus Konsultasi
Belakangan ini ada perubahan, yaitu adanya penerapan artificial intelligence
(AI) untuk masalah bisnis. Ide dasar AI adalah bahwa komputer dapat diprogram
untuk melakukan beberapa pemikiran logis seperti manusia. Subklas khusus dari
AI yaitu expert system mendapatkan perhatian yang besar. Expert system adalah
sistem yang berfungsi sebagai spesialis dalam suatu area. Sebagai contoh,
expert system dapat memberikan beberapa bantuan kepada manajer, sama seperti
yang diberikan oleh konsultan manajemen. Selama beberapa tahun yang akan
datang, kita dapat mengharapkan expert system ini akan memainkan peranan yang
lebih penting seperti halnya perusahaan yang telah memolopori aplikasi inovatif
ini.
UPAYA PENCAPAIAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
Divisi marketing dari suatu perusahaan asuransi jiwa berukuran menengah
menggunakan sistem informasi yang terdiri dari buku catatan yang dicetak dengan
komputer, yang disiapkan secara bulanan. Beberapa cetakan ini dimaksudkan untuk
membantu mnajer marketing dalam merencanakan penempatan orang yang akan
menjalankan program di masa yang akan datang.
Dengan bekerja sama, spesialis informasi dan manajer marketing telah bergerak
ke tahap yang lebih jauh. Program komputer yang menyiapkan lembaran/cetakan ini
dapat dianggap sebagai sistem pendukung keputusan. DSS membantu manajemen
marketing dalam memecahkan masalah mengenai penetapan kekuatan penjualan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Sumber :
Dokumen Sistem Manajemen
ReplyDeleteDokumen untuk Aktivitas Kerja Anda
Paket Dokumen Sistem Manajemen yang Kami sediakan antara lain adalah:
- Paket e-Books dan Buku Saku
- Paket Presentasi
- Paket Dokumen Siap Pakai untuk Penerapan Sistem Manajemen.
Anda tidak perlu lagi membuat Dokumen dari awal, cukup Anda pesan Dokumen tersebut diatas, dan kemudian jika diperlukan, Anda sesuaikan lagi dengan Kondisi Perusahaan Anda.
Please visit our documents sample:
http://dokumensistemmanajemen.blogspot.com/